fungsi enkripsi
YAYAN NURYANA
Email: yayanbekasi@gmail.com
Blogger: yayankuningan.blogspot.com
yayankuningan.wordpress.com
1. Pengantar Kriptografi
Ir. Rinaldi Munir, M.T.
1.1 Terminologi
(a) Pengirim
dan Penerima pesan
·
Seorang pengirim
pesan (sender) ingin mengirim pesan
kepada seorang penerima (receiver).
·
Pengirim
menginginkan pesan dapat dikirim secara aman, yaitu ia yakin bahwa pihak lain
tidak dapat membaca isi pesan.
(b)
Pesan, Plainteks, dan Cipherteks
·
Pesan adalah data
atau informasi yang dapat dibaca dan dimengerti maknanya. Nama lain untuk pesan
adalah plainteks (plaintext) atau teks-jelas (cleartext).
· Pesan dapat berupa data atau informasi yang dikirim
(melalui kurir, saluran komunikasi data, dsb) atau yang disimpan di dalam media
perekaman (kertas, storage, dsb).
· Agar pesan tidak dapat dimengerti maknanya oleh pihak
lain, maka pesan disandikan ke bentuk lain. Bentuk pesan yang tersandi disebut cipherteks
(ciphertext) atau kriptogram (cryptogram).
· Cipherteks harus dapat ditransformasi kembali menjadi
plainteks.
Contoh:
Plainteks: uang disimpan di balik buku X
Cipherteks: j&kloP#d$gkh*7h^”tn%6^klp..t@
(c)
Enkripsi dan Dekripsi
· Proses menyandikan plainteks menjadi cipherteks disebut
enkripsi (encryption) atau enciphering (standard nama menurut ISO
7498-2).
· Proses mengembalikan cipherteks menjadi plainteksnya
disebut dekripsi (decryption) atau deciphering
(standard nama menurut ISO 7498-2).
plainteks chiperteks plainteks
semula
enkripsi dekripsi
Gambar 1.1 Enkripsi dan dekripsi
(d)
Kriptografi
·
Kriptografi adalah ilmu sekaligus seni untuk menjaga keamanan pesan (message)
[Schneier, 1996].
·
Praktisi (pengguna kriptografi) disebut kriptografer (cryptographer).
(e) Algoritma kriptografi dan Kunci
· Algoritma kriptografi adalah:
-
aturan untuk enchipering dan dechipering
- fungsi matematika yang digunakan untuk
enkripsi dan dekripsi.
·
Kunci
adalah parameter yang digunakan untuk transformasi enciphering dan dechipering.
(f) Sistem
Kriptografi
·
Sistem kriptografi (atau cryptosystem) adalah algoritma
kriptografi, plainteks, cipherteks, dan kunci.
(g) Penyadap
·
Penyadap (eavesdropper)
adalah orang yang mencoba menangkap
pesan selama ditransmisikan.
Nama
lain: enemy, adversary, intruder,
interceptor, bad guy
(h) Kriptanalisis
dan kriptologi
·
Kriptanalisis (cryptanalysis) adalah ilmu dan
seni untuk memecahkan chiperteks menjadi plainteks tanpa mengetahui kunci
yang diberikan. Pelakunya disebut kriptanalis.
· Kriptologi (cryptology)
adalah studi mengenai kriptografi dan kriptanalisis.
· Persamaan kriptografer dan
kriptanalis:
à Keduanya sama-sama menerjemahkan cipherteks
menjadi plainteks
·
Perbedaan kriptografer dan kriptanalis:
à Kriptografer bekerja atas
legitimasi pengirim atau penerima pesan
à Kriptanalis bekerja atas nama penyadap yang
tidak berhak.
1.2 Sejarah Kriptografi
· Kriptografi sudah lama
digunakan oleh tentara Sparta di Yunani pada permulaan tahun 400 SM. Mereka
menggunakan alat yang namanya scytale.
·
Scytale: pita panjang dari daun papyrus
+ sebatang silinder
Pesan ditulis horizontal
(baris per baris).
Bila pita dilepaskan, maka huruf-huruf di dalamnya
telah tersusun membentuk pesan rahasia.
Untuk membaca pesan, penerima melilitkan kembali
silinder yang diameternya sama dengan diameter silinder pengirim.
Gambar 1.2 Scytale
1.3 Aplikasi Kriptografi
·
Aplikasi kriptografi:
1. Pengiriman data melalui
saluran komunikasi
2. Penyimpanan data di dalam disk storage.
·
Data ditransmisikan dalam bentuk cipherteks. Di tempat penerima cipherteks
dikembalikan lagi menjadi plainteks.
·
Data di dalam media penyimpanan komputer (seperti hard disk)
disimpan dalam bentuk cipherteks. Untuk membacanya, hanya orang yang berhak
yang dapat mengembalikan chiperteks menjadi plainteks.
·
Contoh-contoh enkripsi dan dekripsi pada data tersimpan:
1. Dokumen teks
Plainteks (plain.txt):
Ketika saya
berjalan-jalan di pantai,
saya menemukan banyak
sekali kepiting
yang merangkak menuju
laut. Mereka
adalah anak-anak
kepiting yang baru
menetas dari dalam
pasir. Naluri
mereka mengatakan bahwa
laut adalah
tempat
kehidupan mereka.
|
Cipherteks
(cipher.txt):
Ztâxzp/épêp/qtüyp{p}<yp{p}/sx/p}âpx;
épêp/|t}t|äzp}/qp}êpz/étzp{x/ztxâx
}vêp}v/|tüp}vzpz/|t}äyä/{päâ=/\tütz
ppsp{pw/p}pz<p}pz/ztxâx}v/êp}
v/qpüä|t}tâpé/spüx/sp{p|/péxü=/]
p{äüx|ttüzp/|t}vpâpzp}/qpwåp/{päâ
/psp{pwât|pâ/ztwxsäp}/|tützp=
|
Hasil
dekripsi terhadap berkas cipher.txt:
Ketika saya
berjalan-jalan di pantai,
saya menemukan banyak
sekali kepiting
yang merangkak menuju
laut. Mereka
adalah anak-anak
kepiting yang baru
menetas dari dalam
pasir. Naluri
mereka mengatakan bahwa
laut adalah
tempat
kehidupan mereka.
|
2. Dokumen gambar
Plainteks
(lena.bmp):
Cipherteks (lena2.bmp):
Hasil
dekripsi terhadap berkas lena2.bmp menghasilkan gambar yang sama seperti lena.bmp.
3. Dokumen basisdata
Plainteks (siswa.dbf):
NIM
|
Nama
|
Tinggi
|
Berat
|
000001
|
Elin
Jamilah
|
160
|
50
|
000002
|
Fariz
RM
|
157
|
49
|
000003
|
Taufik
Hidayat
|
176
|
65
|
000004
|
Siti
Nurhaliza
|
172
|
67
|
000005
|
Oma
Irama
|
171
|
60
|
000006
|
Aziz
Burhan
|
181
|
54
|
000007
|
Santi
Nursanti
|
167
|
59
|
000008
|
Cut
Yanti
|
169
|
61
|
000009
|
Ina
Sabarina
|
171
|
62
|
Cipherteks
(siswa2.dbf):
NIM
|
Nama
|
Tinggi
|
Berat
|
000001
|
tüp}vzpz/|t}äyä/{äâ
|
|äzp}
|
épêp
|
000002
|
|t}tâpé/spüx/sp
|
péxü=
|
ztwxsä
|
000003
|
ât|pâ/ztwxsäp}/|
|
}/|tü
|
spüx/
|
000004
|
épêp/|t}t|äzp}/qpêpz
|
qp}êpz
|
wxsä
|
000005
|
étzp{x/ztxâx}vêp}
|
päâ/psp
|
étzp{
|
000006
|
spüx/sp{p|/péxü=/]
|
xâx}v
|
ttüzp/|
|
000007
|
Ztâxzp/épêp/qtüypp}<
|
äzp}
|
}äyä/{
|
000008
|
qpwåp/{päâ/psp{pw
|
Ztwxs
|
xâx}v
|
000009
|
}t|äzp}/qp}êpz/ép{
|
qp}êp
|
äzp}/qp
|
Keterangan:
hanya field Nama, Berat, dan Tinggi
yang dienkripsi.
Hasil
dekripsi terhadap berkas siswa2.dbf menghasilkan berkas yang sama seperti siswa.dbf.
·
Kehidupan saat ini dikelilingi oleh kriptografi, mulai:
- ATM tempat mengambil uang,
- Telepon genggam (HP),
- Komputer di lab/kantor,
- Internet,
- Gedung-gedung bisnis,
- sampai ke pangkalan militer
1.5 Kegunaan Kriptografi
· Selain untuk menjaga
kerahasiaan (confidentiality) pesan,
kriptografi juga digunakan untuk menangani
masalah keamanan yang mencakup dua hal
berikut:
1.
Keabsahan
pengirim (user authentication).
Hal ini berkaitan dengan keaslian pengirim. Dengan kata lain, masalah
ini dapat diungkapkan sebagai pertanyaan: “Apakah pesan yang diterima
benar-benar berasal dari pengirim yang sesungguhnya?”
2.
Keaslian pesan (message
authentication).
Hal ini berkaitan dengan keutuhan pesan (data
integrity).
Dengan kata lain, masalah ini dapat diungkapkan sebagai pertanyaan:
“Apakah pesan yang diterima tidak mengalami perubahan (modifikasi)?”
3.
Anti-penyangkalan
(nonrepudiation).
Pengirim tidak dapat menyangkal (berbohong) bahwa dialah yang mengirim
pesan.
1.5 Notasi Matematis
·
Misalkan:
C = chiperteks
P = plainteks dilambangkan
· Fungsi enkripsi E
memetakan P ke C,
E(P)
= C
·
Fungsi dekripsi D memetakan C ke P,
D(C)
= P
·
Karena proses enkripsi kemudian dekripsi mengembalikan pesan ke pesan
asal, maka kesamaan berikut harus benar,
D(E(P)) = P
·
Kekuatan algoritma kriptografi diukur dari banyaknya kerja yang
dibutuhkan untuk memecahkan data chiperteks menjadi plainteksnya. Kerja ini
dapat diekivalenkan dengan waktu.
·
Semakin banyak usaha yang diperlukan, yang berarti juga semakin lama
waktu yang dibutuhkan, maka semakin kuat algoritma kriptografinya, yang berarti
semakin aman digunakan untuk menyandikan pesan.
·
Jika kekuatan kriptografi ditentukan dengan menjaga kerahasiaan
algoritmanya, maka algoritma kriptografinya dinamakan algoritma restricted.
Algoritma restricted tidak cocok lagi saat ini.
·
Pada sistem kriptografi modern, kekuatan kriptografinya terletak pada
kunci, yang berupa deretan karakter atau
bilangan bulat, dijaga kerahasiaannya.
·
Dengan menggunakan kunci K,
maka fungsi enkripsi dan dekripsi menjadi
EK(P) = C
DK(C) = P
dan kedua fungsi ini memenuhi
DK(EK(P)) = P
K K
plainteks chiperteks
plainteks semula
enkripsi dekripsi
Gambar 1.3 Enkripsi
dan dekripsi dengan kunci
·
Jika kunci enkripsi sama dengan kunci dekripsi, maka sistem
kriptografinya disebut sistem simetri atau sistem konvensional.
Algoritam kriptografinya disebut algoritma simetri atau algoritma konvensional .
Contoh algoritma simetri: DES (Data Encyption Standard).
·
Beberapa sistem kriptografi menggunakan kunci yang berbeda untuk
enkripsi dan dekripsi. Misalkan kunci enkripsi adalah K1
dan kunci dekripsi yang adalah K2,
yang dalam hal ini K1 ¹ K2.
Sistem kriptograsi semacam ini dinamakan sistem sistem nirsimetri atau sistem kunci-publik.
Algoritam kriptografinya disebut algoritma nirsimetri atau algoritma
kunci-publik.
Contoh algoritma
nirsimetri: RSA
(Rivest-Shamir-Adleman)
K1
K2
plainteks chiperteks
plainteks semula
enkripsi dekripsi
Gambar 1.4 Enkripsi
dan dekripsi dengan kunci pada sistem nirsimetri
Komentar
Posting Komentar